Selasa, 12 November 2013

Kurikulum 2013, Memudahkan atau Menyusahkan?




Yang kita ketahui, Kemendikbud belakangan ini mengeluarkan kebjakan yang menimbulkan pro dan kontra, kurikulum 2013 salah satunya. Seperti yang dikutip dari edukasi.kompas.com. Tertulis bahwa beberapa guru di perbatasan mengeluhkan kurikulum 2013. Mereka mengatakan kurikulum 2013 terlalu pendek masa sosialisasinya padahal ada beberapa guru yang baru saja mempersiapkan kurikulum lama yang harus diperkaya dengan pendidikan karakter. Tetapi kurikulumnya sudah berubah
.
dan juga dari artikel dari http://kampus.okezone.com/read/2013/05/21/373/810548/un-kurikulum-2013-kebijakan-kemendikbud-paling-pro-kontra

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) beberapa bulan terakhir ini terus menerus mengalami "prahara". Berbagai kebijakannya pun senantiasa dikritik banyak pihak. Hujatan atas pelaksanaan program yang amburadul juga terus terjadi, bahkan berbagai kebijakannya diduga sarat kepentingan proyek dan disinyalir berbau korupsi.

Misalnya saja, kebijakan Ujian Nasional (UN) dan Kurikulum 2013. Pada Senin, 20 Mei, malam Panja Kurikulum DPR kembali menggelar rapat kerja dengan Mendikbud untuk membahas perubahan anggaran kurikulum 2013, khususnya untuk SMA/sederajat.

Nah, hingga H-55 hari pelaksanaan kurikulum anggaran terus berubah, apa mungkin kurikulum 2013 tetap ngotot akan diterapkan pemerintah pada Juli 2013 ini?

Presidium Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Guntur Ismail menjelaskan, kebijakan UN dan Kurikulum 2013 adalah contoh kebijakan Kemendikbud yang tak berhenti menyurutkan pro dan kontra.

Kurikulum 2013 umpamanya, dipaksakan akan diterapkan pada 15 Juli 2013, padahal rancangan Kurikulum 2013 belum dituliskan ke dalam format dokumen Negara maupun naskah budaya layaknya sebuah dokumen Negara, sebagai perangkat rujukan hukum Negara.

Dokumen kurikulum 2013 sampai detik ini tidak dapat diakses publik melalui website Kemendikbud bahkan para anggota Panja Kurikulum DPR pun sulit mendapatkannya.

"Sosialisasi kurikulum 2013 hanya berisi jargon-jargon yang disampaikan melalui powerpoint, tidak bicara pada tataran yang lebih teknis yang dibutuhkan para guru. Bahkan banyak guru Jakarta saja belum tahu tentang kurikulum 2013 karena minimnya sosialisasi, apalagi wilayah di luar Jawa," ucapnya seperti yang diterima Okezone, Rabu (22/5/2013).

Menurutnya, para pendidik pun kebingungan, karena gagasan inti dalam Rancangan Kurikulum 2013 belum tersampaikan dengan lugas, bahkan dalam beberapa hal justru menunjukkan keraguan.

Sejumlah istilah yang tidak dikenal secara luas telah digunakan dalam Rancangan Kurikulum 2013, sehingga menyebabkan kurikulum ini tidak mudah dipahami pada tataran implementasi, utamanya bila diterapkan oleh para pendidik di lapangan.

Sekretaris Jenderal (sekjen) FSGI Retno Listyarti memaparkan, para pejabat Kemendikbud pun dengan penuh rasa percaya diri menyatakan bahwa kurikulum 2013 hanya meliputi lima persen di SD dan tujuh persen di SMP sebagai penerapan bukan ujicoba.

"Bagaimana mungkin tidak dibilang ujicoba, sementara telah terjadi pengurangan yang begitu drastis, dari semula 132 ribu sekolah menjadi hanya 6.400an dari semula 20 juta siswa menjadi hanya 1.600 siswa. Masa sih para profesor di Kemendikbud masih menganggap ini bukan sampel? Kenapa harus malu dengan ujicoba sehingga ngotot dengan penerapan?" tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Christmas Dancing Banana